Transformasi Digital Bisnis dengan WhatsApp Bot Dapat Menjadi Tren di 2021

Faisal Sugangga

Tahun 2021 sudah didepan mata, namun pandemi belum juga mereda di tanah air. Hal ini menyebabkan banyak perubahan baik dari segi ekonomi juga interaksi sosial masyarakat Indonesia. Saat ini, setiap orang diwajibkan untuk beradaptasi dengan keberadaan virus Covid-19 di kehidupannya, tidak terlepas bagi para pebisnis. Siapa sangka, banyak pebisnis menengah ke atas yang mengalami masa sulit akibat pandemi ini karena ketidaksiapannya menghadapi situasi.

Pentingnya Transformasi Digital

11 ritel besar di dunia dikabarkan gulung tikar, salah satunya adalah NPC Internasional yang merupakan pemegang hak dari 1.200 gerai Pizza Hut dan 400 restoran Wendy’s di seluruh Amerika Serikat. Penyebab kebangkrutan ritel NPC International dikonfirmasi akibat lockdown yang dilakukan akibat Covid-19 (sumber: finance.detik.com). Lalu jika kita melirik pada kasus di tanah air, pada akhir Oktober 2020 dikabarkan bahwa 23 perusahaan besar di Tangerang harus gulung tikar akibat tersumbatnya proses distribusi barang selama pandemi Covid-19 (sumber: banten.suara.com).

Jika perusahaan besar dapat mengalami dampak yang luar biasa akibat pandemi Covid-19, maka nasib UMKM sepertinya akan berada di ujung tanduk. Karena itu, otomasi bisnis akan semakin dibutuhkan dan menjadi inti dari transformasi digital bisnis yang berhasil khususnya untuk beradaptasi di masa low touch point interaction (minim sentuhan fisik) seperti saat ini.

------

Jika kita berbicara tentang menyelamatkan bisnis, maka akan timbul kata “bagaimana cara menarik konsumen saat ini”, lalu siapakah konsumen terbesar saat ini? Menurut data, generasi milenial dan generasi Z menjadi penyumbang tertinggi transaksi online, yaitu sebesar 85% dari keseluruhan, dengan generasi milenial lebih mendominasi dibandingkan dengan generasi Z. Lalu bagaimana kebiasaan generasi milenial dalam bertransaksi, apa yang mereka sukai?

chatbot-milenial

Menurut Forbes, 60% generasi milenial (25-39 tahun) telah berinteraksi dengan Chatbot, dan 70% dari mereka sangat senang dengan pengalaman yang mereka dapatkan dari interaksi dengan Chatbot. Lalu bagaimana dengan 40% milenial sisanya? Mereka menyatakan bahwa memiliki ketertarikan yang tinggi untuk berinteraksi dengan Chatbot. Sebetulnya apa yang membuat generasi milenial dapat begitu menyukai Chatbot? Jika kita belajar dari studi kasus milik Autodesk, mereka menyatakan bahwa setelah menerapkan Chatbot dalam bisnisnya, terjadi peningkatkan response time yang sangat tinggi, yaitu 99%. Hal ini dapat dijadikan alasan mengapa Chatbot begitu digemari oleh generasi milenial, yaitu kecepatan dalam memberikan apa yang mereka mau.

pengalaman

5 Tips Meningkatkan Pengalaman Pelanggan di Era Low Touch Economy