Mengapa Digitalisasi UMKM Penting Saat Ini?
Tak dipungkiri UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) memiliki peran penting dalam perekonomian. Dengan jumlahnya yang mencapai 64 juta, UMKM telah berkontribusi sebesar 63 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap 96,99 persen tenaga kerja.
Namun, kondisi ini terpukul oleh pandemi. Banyak UMKM mengalami pemerosotan pendapatan karena terdampak pandemi.
Dilansir dari Beritamanado.com, Pengamat Ekonomi Sulawesi utara, Joy Elly Tulung berharap semua elemen optimis menghadapi 2021 walaupun pandemi masih menerjang. Salah satu caranya adalah melakukan terobosan di sektor UMKM, yakni dengan melakukan digitalisasi.
Digitalisasi UMKM dinilai menjadi suatu keharusan di masa pandemi Covid-19. Digitalisasi juga diklaim dapat menjadi strategi yang paling membantu UMKM agar dapat bertahan bahkan berkembang selama pandemi.
Sayangnya, dari 64 juta UMKM tersebut, hanya ada sekitar 8 juta UMKM yang sudah menggunakan platform digital. Tak sedikit UMKM yang gulung tikar karena tidak bisa bertahan selama pandemi.
Mengapa sangat penting bagi UMKM untuk segera melakukan digitalisasi? Berikut beberapa penjelasannya.
Pertama
Perubahan gaya hidup. Pandemi Covid-19 memiliki efek yang luar biasa. Pembatasan kegiatan masyarakat membuat penurunan konsumsi masyarakat secara signifikan. Perilaku konsumen juga turut berubah dengan lebih banyak berinteraksi secara digital.
“UMKM harus berinovasi. Lakukan terobosan misalnya digitalisasi UMKM. Ini menjadi solusi agar belanja konsumen terus terjadi,” jelas Elly.
Kedua
Digitalisasi membuat UMKM lebih bertahan. Hal ini juga diakui oleh Diana Dewi, Ketua Kadin Jakarta, ia mengatakan bahwa beberapa UMKM bertahan karena melakukan digitalisasi.
“Dari pengamatan kami, beberapa UMKM yang dapat bertahan adalah yang mampu beradaptasi terhadap perubahan perilaku masyarakat dan memasuki ekosistem digital,” ujar Dewi, dilansir dari portal Industri.kontan.co.id.
Ketiga
Menariknya lagi teknologi digital memiliki potensi yang besar bagi bisnis. Data menunjukkan bahwa 93 persen masyarakat mencari produk melalui mesin pencarian secara online. Hal ini mencerminkan besarnya potensi ekosistem digital bila ditarik ke ranah bisnis.
Keempat
Efisiensi biaya. Salah satu masalah utama UMKM adalah modal yang terbatas. Dengan berpindah ke jalur digital, pelaku usaha bahkan tidak perlu menyewa lapak dengan dana yang cukup besar. Pelaku usaha cukup mengeluarkan biaya untuk membeli domain, menyewa hosting, lalu mengelola website. Tentunya ini akan sangat menekan biaya,
Kelima
Pemasaran lebih luas. Dengan danya upaya digitalisasi pelaku bisnis dapat mengenalkan produk mereka kepada audiens yang tak terbatas. Hal ini disebabkan oleh pengguna internet yang sangat luas. Bahkan produk di pelosok pun dapat dilihat hingga mancanegara bila diposting di berbagai media sosial.
Dengan kelima hal tersebut, UMKM akan bisa bertahan selama pandemi. Tak sekedar bertahan, tentunya dengan digitalisasi UMKM dapat lebih berkembang. Seperti yang sudah dilakukan sebelumnya, hanya 13 persen dari 64 juta UMKM di Indonesia yang sudah beradaptasi ke jalur digital.
Namun karena pandemi yang tak kunjung usai, tampaknya siapapun yang ingin bertahan ditengah serba sulitnya keadaan ekonomi seharusnya dapat menyadari peluang digitalisasi UMKM ini.