Chatbot untuk Pemerintahan: Manfaat dan Peluang
Chatbot mungkin bukan hal yang baru. Belakangan chatbot berhasil menarik perhatian berbagai bidang, mulai dari ritel, perbankan, media, hingga bisnis konsultasi. Namun, bagaimana bila chatbot dimanfaatkan untuk sektor pemerintahan? Apa saja manfaatnya? Dan bagaimana peluangnya? Simak artikel ini untuk mendapatkan jawabannya!
Berkenalan dengan Chatbot
Chatbot adalah program yang mampu memproses masukan dari pengguna dan menghasilkan tanggapan yang dikirimkan kembali pada pengguna. Chatbot juga diartikan sebagai program yang dapat mensimulasikan percakapan manusia dengan bantuan dialog berbasis teks.
Pada awal kemunculannya, chatbot dikembangkan berdasarkan rules-driven. Artinya, chatbot hanya dapat memberikan tanggapan sesuai rules atau aturan yang telah diprogramkan. Awalnya bahasa chatbot sangat kaku. Seiring waktu, chatbot dapat mensimulasikan percakapan dengan bahasa yang lebih natural layaknya manusia. Serta digunakan untuk membantu berbagai bidang.
Chatbot juga dapat terintegrasi dengan berbagai platform, seperti berbagai aplikasi perpesanan ataupun website. Hal ini membuat peluang penggunaan chatbot semakin terbuka, karena dapat diakses dalam berbagai saluran.
Penggunaan chatbot dalam berbagai sektor tentunya memiliki berjuta manfaat. Tak terkecuali penggunaan chatbot untuk sektor pemerintahan. Untuk penjelasan lebih detailnya, tetaplah membaca artikel ini!
Manfaat dan Keunggulan Chatbot untuk Sektor Pemerintahan
Chatbot biasanya dirancang untuk mencapai tujuan tujuan tertentu. Hal ini menyebabkan fungsi dan manfaat chatbot dapat beragam. Untuk sektor pemerintahan, chatbot dapat dimanfaatkan untuk hal-hal berikut:
Memberikan Akses Informasi Warga
Melalui sistem yang telah dirancang, chatbot dapat berfungsi sebagai pusat informasi yang dapat memberikan berbagai informasi kepada warga. Chatbot dapat dilatih untuk memecahkan pertanyaan sederhana ataupun permasalahan yang lebih kompleks. Chatbot dapat digunakan untuk menemukan fasilitas publik, gedung-gedung pemerintahan, serta kebutuhan informasi administratif yang lebih rinci.
Melayani Tanpa Henti
Kebutuhan warga akan informasi, ataupun permasalah yang dialaminya bisa saja muncul dalam waktu yang tak terduga. Tidak ada yang bisa memprediksi hal tersebut. Penggunaan chatbot menjadi solusinya. Chatbot dapat bekerja tanpa henti 24/7. Menariknya lagi, chatbot dapat merespon semua pertanyaan yang masuk tanpa waktu tunggu. Chatbot pun tidak akan merasa lelah bila harus melayani beratus bahkan berjuta pertanyaan warga.
Mengetahui Permasalahan
Data dari pertanyaan dan keluhan yang diterima chatbot dapat dihimpun, yang kemudian dapat dianalisis untuk mengetahui permasalahan apa saja yang harus diatasi. Data tersebut akan sangat berguna bagi pemerintahan untuk evaluasi serta meningkatkan layanan publik kedepannya.
Efisien dan Mudah Digunakan
Chatbot akan lebih terasa lebih efisien dibandingkan dengan warga yang harus mengunjungi pusat informasi kantor terkait untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkannya. Informasi yang didapatkan melalui chatbot tentunya akan akurat tanpa adanya kemungkinan distorsi informasi seperti halnya informasi yang disampaikan dari mulut ke mulut. Respon yang cepat menjadi nilai tambah dalam penggunaan chatbot. Disamping itu, chatbot pastinya dapat dirancang untuk mudah digunakan sesuai kebutuhan.
Dari sisi internal pemerintah, tentunya penggunaan chatbot dapat mengurangi beban kerja pegawai. Bayangkan saja bila pegawai pusat informasi harus menjawab pertanyaan yang berulang dari berjuta penduduk. Tak terbayangkan betapa beratnya beban pekerjaan pegawai tersebut bila dilakukan tanpa memanfaatkan teknologi.
Contoh Penggunaan dan Prospek
Chatbot untuk sektor pemerintahan telah banyak dimanfaatkan untuk mengurangi beban kerjanya. Chatbot digunakan untuk kepentingan yang berbeda-beda, ada yang menggunakannya sebagai pusat informasi Covid-19, untuk layanan kesehatan, atau untuk memberikan informasi umum pemerintahan.
Survey The 2020 Center for Digital Government yang dimuat pada Govtech.com pada beberapa sampel pemerintahan, 44% negara sudah menggunakan chatbot untuk optimalisasi pelayanannya. Dan 37% pemerintahan kota yang menjadi responden yang belum menggunakan chatbot namun berencana untuk menggunakannya dalam 12-18 bulan mendatang.
Pemerintahan Indonesia turut memanfaatkan chatbot sebagai layanan publik. Performa chatbot sudah dibuktikan oleh Kemkominfo (Kementerian Komunikasi dan Informasi) Indonesia. Pada 2019 lalu, Kemkominfo meluncurkan chatbot anti-hoax menggunakan aplikasi Telegram.
Cara kerja chatbot tersebut adalah dengan mengetikkan kata atau tautan sebuah informasi, kemudian mengidentifikasi kata per kata lalu mendefinisikan sebagai informasi benar atau palsu. Data dari dailysocial.id, chatbot anti-hoax milik Kominfo menerima pengaduan informasi hoax sebanyak 2.130 periode April-Agustus 2019.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga memiliki chatbot Covid-19 yang terintegrasi dengan WhatsApp. Layanan tersebut berisikan informasi terkait Covid-19 secara interaktif. Penggunaannya dinilai cukup mudah. Selain memberikan jawaban, chatbot tersebut juga dapat memberikan opsi informasi Covid-19 lainnya.
Dari survey yang dimuat di laman Govtech.com, mengungkapkan bawa tren penggunaan teknologi untuk sektor pemerintahan meningkat selama pandemi, khususnya untuk chatbot. Kemudahan dan berbagai manfaat yang ditawarkan chatbot dalam sektor pemerintahan membuatnya memiliki peluang untuk digunakan kedepannya.