Chatbot dalam Industri Rumah Sakit (Pelayanan Kesehatan)
Chatbots belakangan mendapatkan daya tarik berbagai bidang, mulai dari ritel, media berita, media sosial, perbankan, dan layanan pelanggan. Banyak orang yang tanpa mereka sadari terlibat dengan chatbot setiap hari di ponsel. Chatbot merevolusi cara kita hidup.
Penyedia layanan kesehatan, termasuk asisten medis, juga mulai dioptimalkan agar dapat digunakan melalui chatbot. Bahkan chatbot juga dimanfaatkan oleh pihak rumah sakit untuk menyederhanakan perawatan pasien dan memangkas biaya.
Mengenal Chatbot di Industri Pelayanan Kesehatan
Pasien suka berbicara dengan dokter kehidupan nyata. Chatbot sangat dapat terasa manusiawi dengan kecerdasan buatannya. Faktanya, beberapa chatbot dapat berhasil mempertahankan percakapan yang mendalam dan hampir seperti manusia.
Apakah chatbot medis menyebabkan perubahan yang signifikan dalam perawatan kesehatan? Iya. Belakangan, Northwell Health, mengatakan lebih dari 96% pasien yang menggunakan chatbots perawatan pasca-discharge merasa sangat membantu, menunjukkan peningkatan engagement klien.
Chatbot mulai mengubah metode perawatan pasien seperti yang kita kenal. Chatbot tidak hanya akan meningkatkan pemberian perawatan, tetapi juga akan menghasilkan penghematan biaya perawatan kesehatan yang signifikan, serta peningkatan hasil perawatan pasien.
Manfaat Chatbots di Layanan Kesehatan
Keuntungan menggunakan chatbot dalam perawatan kesehatan sangat besar. Tentunya, penggunaan chatbot tidak akan bisa menggantikan fungsi utama dokter. Namun, chatbot medis mengurangi beban kerja profesional kesehatan dengan mengurangi kunjungan ke rumah sakit, mengurangi perawatan dan prosedur yang tidak perlu, dan mengurangi kunjungan kembali di rumah sakit karena kepatuhan pengobatan dan pengetahuan tentang gejala mereka meningkat.
Pada masa pandemic covid-19 seperti sekarang, penggunaan chatbot sangat dianjurkan karena dapat meminimalisir kontak fisik. Setiap pasien dapat melakukan maintenance ataupun menyampaikan keluhannya melalui chatbot rumah sakit ataupun layanan kesehatan yang tersedia.
Bagi pasien, penggunaan chatbot tentunya memiliki banyak manfaat, diantaranya:
Menghemat waktu karena tidak perlu pergi ke rumah sakit serta mengantre
lebih sedikit uang yang dihabiskan untuk perawatan dan tes yang tidak perlu
akses yang mudah ke dokter, hanya dengan menekan sebuah tombol melalui ponsel
Chatbots diklaim dapat menghemat biaya pelayanan kesehatan. Para ahli memperkirakan bahwa penghematan biaya oleh chatbots perawatan kesehatan akan mencapai $3,6 miliar secara global pada tahun 2022.
Chatbots secara bertahap dapat mengurangi waktu tunggu di rumah sakit, waktu konsultasi, perawatan yang tidak perlu, dan penerimaan kembali rumah sakit. Dalam hal ini chatbot dapat menghubungkan dan membantu pasien memahami kondisi dan perawatan mereka bahkan tanpa mengunjungi dokter.
Chatbot akan mengajukan pertanyaan yang relevan tentang gejala pasien, dengan respons otomatis yang bertujuan untuk menghasilkan informasi yang cukup bagi dokter. Selanjutnya, riwayat pasien ini dapat diakses oleh dokter, untuk menentukan pasien mana yang harus dilihat terlebih dahulu dan pasien mana yang memerlukan konsultasi singkat.
Pastinya, chatbots tidak dapat menggantikan keahlian dokter, mereka juga tidak dapat mengambil alih perawatan pasien. Namun menggabungkan antara dokter dan chatbot layanan kesehatan merupakan ide yang terbaik untuk meningkatkan efisiensi pemberian perawatan pasien, menyederhanakan dan mempercepat perawatan tanpa mengurangi kualitas.
Jenis Penggunaan Chatbots di Layanan Kesehatan
Ada tiga jenis penggunaan chatbot dalam perawatan kesehatan, yakni chatbot informatif, percakapan, dan preskriptif. Chatbot ini bervariasi dalam gaya percakapan, kedalaman komunikasi, dan jenis solusi yang diberikan.
Chatbot Informatif
Chatbots informatif memberikan informasi bermanfaat bagi pengguna, seringkali dalam bentuk pop-up, notifikasi, dan berita terbaru. Umumnya, bot informatif memberikan informasi otomatis dan dukungan pelanggan.
Beberapa situs web berita kesehatan dan situs web kesehatan mental di luar negeri juga menggunakan chatbot untuk membantu mereka mengakses informasi yang lebih detail tentang suatu topik.
Chatbot Percakapan
Chatbot percakapan dibuat untuk menjadi alat yang memberikan respons berdasarkan maksud pengguna. Namun, ada tingkat kedewasaan yang ditawarkan chatbot percakapan berbeda-beda.
Misalnya, chatbot kedewasaan Level 1 hanya memberikan respons yang sudah dibuat sebelumnya untuk pertanyaan yang dinyatakan dengan jelas tanpa kapasitas untuk menindaklanjuti dengan penyimpangan apa pun.
Chatbot percakapan dengan tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dapat memahami konteks dengan lebih baik. Chatbot ini juga dapat memberikan lebih dari sekadar jawaban yang dibuat sebelumnya.
Semakin tinggi kecerdasan chatbot, semakin banyak respons pribadi yang dapat diharapkan. Saat itulah percakapan mulai menyerupai interaksi manusia.
Chatbot Preskriptif
Meskipun chatbots preskriptif dirancang untuk percakapan, yang tidak hanya untuk memberikan jawaban atau arahan, tetapi untuk menawarkan solusi terapeutik.
Berikut merupakan fitur-fitur yang dapat dimanfaatkan dengan menggunakan chatbot:
chatbot untuk jadwal/appointment dokter di rumah sakit
chatbot klinis
chatbot perawat
chatbot untuk asuransi kesehatan
Bagaimana Chatbot Layanan Kesehatan Membantu Melawan Covid-19?
Chatbot Edukasi
Meningkatnya penyebaran penyakit, muncul gelombang informasi yang salah dan berbagai teori konspirasi, berpotensi menyebabkan kurva pandemi terus meningkat. Oleh karena itu, penting untuk memanfaatkan teknologi digital untuk menyebarkan informasi kesehatan tervalidasi kepada orang-orang di seluruh dunia. Chatbot kesehatan dapat menjadi solusi permasalahan ini
Baru-baru ini WHO mengembangkan chatbot interaktif yang dapat memberikan informasi akurat tentang COVID-19 dalam berbagai bahasa. Menggunakan chatbot ini, WHO dapat menjangkau hingga 1 miliar orang di seluruh dunia dalam bahasa ibu mereka melalui perangkat seluler kapan saja sepanjang hari. Ditambah dengan fitur FAQ, chatbot ini juga dapat membantu pengguna memahami sifat dan perjalanan penyakit.
Chatbot untuk Membantu Diagnosis
Tenaga medis tidak dapat menjangkau dan menyaring semua orang yang mungkin memiliki gejala. Memanfaatkan chatbot, hal tersebut dapat menjadi cepat dan efisien.
Chatbot dapat mengenali maksud dari input pengguna tentang gejala mereka. Menggunakan kemampuan pembelajaran mesinnya, chatbot dapat mengidentifikasi pengguna yang kemungkinan terkena infeksi, lalu memberikan instruksi atau meneruskan temuan ini ke profesional kesehatan.
Chatbot untuk Perawatan
Setelah gerakan untuk di rumah saja dikeluarkan banyak negara, berbagai pekerjaan diusahakan dapat bekerja dari rumah saja. Begitupun dengan tenaga kesehatan, pergerakan mereka juga ikut terbatas akibat pandemi.
Untuk mengatasi mereka yang memiliki ketakutan gejala virus corona hingga mereka yang memiliki keluhan lain, chatbot dapat menjadi bagian dari rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan pasien tersebut. Terlebih selama adanya anjuran untuk tetap di rumah saja.
Belakangan banyak profesional kesehatan menggunakan telemedicine untuk berkonsultasi dengan pasien mereka.
Selain itu, pandemi Covid-19 juga berdampak pada kesehatan mental. Dengan chatbots berorientasi psikiatri, orang dapat berinteraksi dengan 'profesional' kesehatan mental virtual untuk mendapatkan kelegaan.
Bagaimana Masa Depan Chatbots di Bidang Layanan Kesehatan?
Chatbot sangat berpotensi digunakan dalam tiga bidang utama, termasuk diagnostik, keterlibatan pasien di luar fasilitas medis, dan kesehatan mental. Hal itu dikemukakan oleh para analis CB Insights, umumnya mereka mengatakan bahwa masa depan chatbots di industri perawatan kesehatan terlihat cerah.
Terlebih saat kondisi pandemi seperti ini. Orang-orang sangat membatasi diri untuk beraktivitas di luar rumah. Chatbot layanan kesehatan sangat berpotensi untuk digunakan, karena layanan kesehatan dapat diakses melalui ponsel dari rumah.
Bagaimana Cara Mengembangkan Aplikasi Chatbot Medis?
Pengembangan chatbot layanan kesehatan dapat menjadi tantangan nyata bagi seseorang yang tidak memiliki pengalaman di bidangnya. Berikut langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan chatbot untuk layanan kesehatan:
Langkah 1: Memilih Jalur Percakapan
Untuk menentukan memanfaatkan jalur percakapan untuk chatbots, pengembang AI harus mempertimbangkan prinsip-prinsip yang dapat memandu percakapan yang efektif dan produktif, terutama dalam konteks perawatan kesehatan.
Langkah 2: Memilih UI yang Tepat
Percakapan antara manusia dan mesin hampir tidak dinilai dari hasilnya, melainkan dari kemudahan interaksinya. Dari itu, User Interface (UI) yang tepat perlu dipikirkan dengan matang saat merancang chatbot.
Langkah 3: Kombinasi yang Tepat
Chatbots yang dirancang dapat berfungsi sebagai pemeriksa gejala dapat secara akurat. Sehingga dapat menghasilkan diagnosis. Namun, pada beberapa kasus fungsi dokter diperlukan lebih lanjut untuk mencapai diagnosis yang akurat.
Dalam hal ini, Anda harus dapat merancang bot sedemikian rupa. Misal, saat pengguna dideteksi dalam keadaan darurat, bot akan segera menyarankan pengguna untuk menemui profesional kesehatan untuk perawatan. Chatbot sejenis itu dikenal dengan istilah chatbot hybrid. Dimana menggabungkan kecerdasan buatan dan kecerdasan manusia. Hal ini dapat mencapai hasil yang lebih baik daripada chatbot layanan kesehatan yang hanya mengandalkan AI.